Silahkan Klik

Rabu, 07 Maret 2012

JENIS-JENIS SKEMA MODEL PENGEMBANGAN PENDIDIKAN


Pembelajaran pada hakekatnya adalah suatu proses interaksi antar anak dengan anak, anak dengan sumber belajar dan anak denganpendidik.Kegiatan pembelajaran ini akan bermakna bagi anak jikadilakukan dalam lingkungan yang nyaman dan memberikan rasa amanbagi anak. Peserta didik yang berada pada sekolah dasar memiliki aspek perkembangan kecerdasan,emosi, sosial , bahasa, motorik, dan lain – lainnya, tumbuh dan berkembang sangat luar biasa.
Dalam mengajar guruperlu memilih buku panduan yang tepat sesuai dengan karakteristik anak dan efisien mendukung pembelajaran tematik. Oleh karena itu dalampembelajaran guru harus kreatif dalam menyiapkan kegiatan / pengalamanbelajar pada anak, salah satunya dalam memilih strategi pembelajaran yang akan digunakan dalam proses KBM.Berbicara tentang pendidikan, maka akan berbicara tentang duaaspek penting, yaitu praktek pendidikan dan teori pendidikan. Praktek pendidikan dapat diartikan sebagai seperangkat kegiatan bersama yangbertujuan membantu pihak lain agar mengalami perubahan tingkah lakuyang diharapkan (Sadulloh,2003:1-2). Praktek pendidikan dapat dilihatdari tiga aspek, yaitu aspek tujuan, aspek proses kegiatan dan aspek dorongan atau motivasi. Adapun teori pendidikan dapat diartikanseperangkat konsep yang sudah tersusun secara sistematis dan teruji secaraempirik yang dapat dijadikan sebagai pedoman dalam praktek pendidikan.
Dalam paradigma baru tentang pendidikan, baik dalam konteksteori maupun praktek, istilah pembelajaran lebih banyak dikembangkan.Menurut Djahiri (2007:1) pembelajaran itu sendiri dapat dimaknai secaraprosedural maupun programatik.Secara programatik pembelajarandimaknai sebagai seperangkat komponen rancangan pelajaran yangmemuat hasil pilihan dan ramuan profesional perancang/guru untuk dibelajarkan kepada peserta didiknya. Adapun secara prosedural,pembelajaran adalah proses interaksi/interadiasi antara kegiatan belajar siswa dengan kegiatan mengajar guru serta dengan lingkungan belajarnya.




1. Model Pengembangan Menurut Borg and Gall (1983)


Dalam model pengembangan, Borg and Gall memuat panduan sistematika langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti agar produk yang dirancangnya mempunyai standar kelayakan. Dengan demikian, yang diperlukan dalam pengembangan ini adalah rujukan tentang prosedur produk yang akan dikembangkan. Uraian model pengembangan Borg dan Gall, dijelaskan sebagai berikut.
Educational research and development (R & D) is a process used to develop and validate educational products. The steps of this process are usually referred to as the R & D cycle , which consists of studying research findings pertinent to the product to be developed, developing the product based on the finding, field testing it in the setting where it wil be used eventually, and revising it to correct the deficiencies found in the field testing stage. In indicate that product meets its behaviorally defined objectives. (Borg & Gall, 1983:772)
Terjemahan:
Riset dan pengembangan bidang pendidikan (R & D) adalah suatu proses yang yang digunakan untuk mengembangkan dan mengesahkan produk bidang pendidikan. Langkah-langkah dalam proses ini pada umumnya dikenal sebagai siklus R& D, yang terdiri dari: pengkajian terhadap hasil-hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan validitas komponen-komponen pada produk yang akan dikembangkan, mengembangkannya menjadi sebuah produk, pengujian terhadap produk yang dirancang, dan peninjauan ulang dan mengoreksi produk tersebut berdasarkan hasil uji coba. Hal itu sebagai indikasi bahwa produk temuan dari kegiatan pengembangan yang dilakukan mempunyai obyektivitas.
Dalam teknologi pembelajaran, deskripsi tentang prosedur dan langkah-langkah penelitian pengembangan sudah banyak dikembangkan. Borg & gall (1983) menyatakan bahwa prosedur penelitian pengembangan pada dasarnya terdiri dari dua tujuan utama, yaitu: (1) mengembangkan produk, dan (2) menguji keefektifan produk dalam mencapai tujuan.
Tujuan pertama disebut sebagai fungsi pengemban sedangkan tujuan kedua disebut sebagai validasi.Dengan demikkian, konsep penelitian pengembangan lebih tepat diartikan sebagai upaya pengembangan yang sekaligus disertai dengan upaya validasinya.
Borg dan Gall (1983: 775) mengajukan serangkaian tahap yang harus ditempuh dalam pendekatan ini, yaitu “research and information collecting, planning, develop preliminary form of product, preliminary field testing, main product revision, main field testing, operational product revision, operational field testing, final product revision, and dissemination and implementation”. Secara konseptual, pendekatan penelitian dan pengembangan mencakup 10 langkah umum, sebagaimana diuraikan Borg & Gall (1983:775), seperti model di bawah ini:
Gambar: Skema prosedur pengembangan hasil adaptasi dari prosedur pengembangan Borg & Gall (Sumber: Borg & Gall, 1983:775)
Keterangan:
1. Research and information collecting; termasuk dalam langkah ini antara lain studi literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang dikaji, dan persiapan untuk merumuskan kerangka kerja penelitian;
2. Planning; termasuk dalam langkah ini merumuskan kecakapan dan keahlian yang berkaitan dengan permasalahan, menentukan tujuan yang akan dicapai pada setiap tahapan, dan jika mungkin/diperlukan melaksanakan studi kelayakan secara terbatas;
3. Develop preliminary form of product, yaitu mengembangkan bentuk permulaan dari produk yang akan dihasilkan. Termasuk dalam langkah ini adalah persiapan komponen pendukung, menyiapkan pedoman dan buku petunjuk, dan melakukan evaluasi terhadap kelayakan alat-alat pendukung;
4. Preliminary field testing, yaitu melakukan ujicoba lapangan awal dalam skala terbatas. dengan melibatkan subjek sebanyak 6 – 12 subjek. Pada langkah ini pengumpulan dan analisis data dapat dilakukan dengan cara wawancara, observasi atau angket;
5. Main product revision, yaitu melakukan perbaikan terhadap produk awal yang dihasilkan berdasarkan hasil ujicoba awal. Perbaikan ini sangat mungkin dilakukan lebih dari satu kali, sesuai dengan hasil yang ditunjukkan dalam ujicoba terbatas, sehingga diperoleh draft produk (model) utama yang siap diujicoba lebih luas;
6. Main field testing, uji coba utama yang melibatkan seluruh mahasiswa.
7. Operational product revision, yaitu melakukan perbaikan/penyempurnaan terhadap hasil uji coba lebih luas, sehingga produk yang dikembangkan sudah merupakan desain model operasional yang siap divalidasi;
8. Operational field testing, yaitu langkah uji validasi terhadap model operasional yang telah dihasilkan;
9. Final product revision, yaitu melakukan perbaikan akhir terhadap model yang dikembangkan guna menghasilkan produk akhir (final);
10. Dissemination and implementation, yaitu langkah menyebarluaskan produk/model yang dikembangkan
Skema tersebut dirujuk dari the major steps in the R & D cycle Borg dan Gall. Pengadaptasiannya diwujudkan dalam bentuk perencanaan teknis sasaran dan jenis kegiatan yang akan dilakukan dalam tiap tahapnya. Sukmadinata (2010) menjelaskan ”Jika kesepuluh langkah penelitian dan pengembangan diikuti dengan benar, maka akan dapat menghasilkan suatu produk pendidikan yang dapat dipertanggungjawabkan”. Langkah-langkah tersebut bukanlah hal baku yang harus diikuti, langkah yang diambil bisa disesuaikan dengan kebutuhan peneliti.

2. Model Pengembangan Menurut Kemp
Menurut Kemp (dalam, Permana, 2009:2) pengembangan perangkat merupakan suatu lingkaran yang kontinu.Tiap-tiap langkah pengembangan berhubungan langsung dengan aktivitas revisi.Pengembangan perangkat ini dimulai dari titik manapun sesuai di dalam siklus tersebut.
Pengembangan perangkat model Kemp memberi kesempatan kepada para pengembang untuk dapat memulai dari komponen manapun. Namun karena kurikulum yang berlaku secara nasional di Indonesia dan berorientasi pada tujuan, maka seyogyanya proses pengembangan itu dimulai dari tujuan. Secara umum model pengembangan model Kemp ditunjukkan pada gambar berikut ini.

Model pengembangan sistem pembelajaran ini memiliki delapan unsur rencana perancangan pembelajaran, yaitu:
1.      Identifikasi masalah pembelajaran, tujuan dari tahapan ini adalah mengidentifikasi antara tujuan menurut kurikulum yang berlaku dengan fakta yang terjadi di lapangan baik yang menyangkut model, pendekatan, metode, teknik maupun strategi yang digunakan dalam proses pembelajaran.
2.      Menganalisis karakteristik mahasiswa, analisis terhadap kemampuan awal mahasiswa yang bertujuan menentukan jenis pembelajaran yang baik untuk digunakan.
3.      Menetapkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan syarat dampaknya dapat dijadikan tolak ukur perilaku mahasiswa.
4.      Menentukan isi meteri pelajaran yang dapat mendukung tiap tujuan.
5.      Pengembangan penilaian awal untuk menentukan latar belakang kemampuan awal mahasiswa dan pemberian level pengetahuan terhadap suatu topik.
6.      Memilih aktivitas pembelajaran dan sumber pembelajaran yang menyenangkan atau menentukan strategi belajar-mengajar, jadi mahasiswa akan mudah menyelesaikan tujuan yang diharapkan.
7.      Mengkoordinasi dukungan pelayanan atau sarana penunjang yang meliputi personalia, fasilitas-fasilitas, perlengkapan, dan jadwal untuk melaksanakan rencana pembelajaran.
8.      Mengevaluasi pembelajaran mahasiswa dengan syarat mereka menyelesaikan pembelajaran serta melihat kesalahan-kesalahan dan peninjauan kembali beberapa fase dari perencanaan yang membutuhkan perbaikan

 file yang lengk ap,,silahkan download disini..

0 komentar:

Posting Komentar