Pembelajaran pada hakekatnya adalah suatu proses interaksi
antar anak dengan anak, anak dengan sumber belajar dan anak
denganpendidik.Kegiatan pembelajaran ini akan bermakna bagi anak jikadilakukan
dalam lingkungan yang nyaman dan memberikan rasa amanbagi anak. Peserta didik
yang berada pada sekolah dasar memiliki aspek perkembangan
kecerdasan,emosi, sosial , bahasa, motorik, dan lain – lainnya, tumbuh dan
berkembang sangat luar biasa.
Dalam mengajar guruperlu memilih buku panduan yang tepat sesuai
dengan karakteristik anak dan efisien mendukung pembelajaran tematik. Oleh
karena itu dalampembelajaran guru harus kreatif dalam menyiapkan kegiatan /
pengalamanbelajar pada anak, salah satunya dalam memilih strategi pembelajaran yang akan digunakan dalam
proses KBM.Berbicara tentang pendidikan, maka akan berbicara tentang duaaspek
penting, yaitu praktek pendidikan dan teori pendidikan. Praktek pendidikan
dapat diartikan sebagai seperangkat kegiatan bersama yangbertujuan membantu
pihak lain agar mengalami perubahan tingkah lakuyang diharapkan
(Sadulloh,2003:1-2). Praktek pendidikan dapat dilihatdari tiga aspek, yaitu
aspek tujuan, aspek proses kegiatan dan aspek dorongan atau motivasi.
Adapun teori pendidikan dapat diartikanseperangkat konsep yang sudah
tersusun secara sistematis dan teruji secaraempirik yang dapat dijadikan
sebagai pedoman dalam praktek pendidikan.
Dalam paradigma baru tentang pendidikan, baik dalam konteksteori
maupun praktek, istilah pembelajaran lebih banyak dikembangkan.Menurut Djahiri
(2007:1) pembelajaran itu sendiri dapat dimaknai secaraprosedural maupun
programatik.Secara programatik pembelajarandimaknai sebagai seperangkat
komponen rancangan pelajaran yangmemuat hasil pilihan dan ramuan profesional
perancang/guru untuk dibelajarkan kepada peserta didiknya. Adapun secara
prosedural,pembelajaran adalah proses interaksi/interadiasi antara kegiatan
belajar siswa dengan kegiatan mengajar guru serta dengan lingkungan belajarnya.
1. Model Pengembangan Menurut Borg and Gall (1983)
Dalam model pengembangan, Borg and
Gall memuat panduan sistematika langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti
agar produk yang dirancangnya mempunyai standar kelayakan. Dengan demikian,
yang diperlukan dalam pengembangan ini adalah rujukan tentang prosedur
produk yang akan dikembangkan. Uraian model pengembangan Borg dan Gall,
dijelaskan sebagai berikut.
Educational research and development (R & D) is
a process used to develop and validate educational products. The steps of this
process are usually referred to as the R & D cycle , which consists of
studying research findings pertinent to the product to be developed, developing
the product based on the finding, field testing it in the setting where it wil be
used eventually, and revising it to correct the deficiencies found in the field
testing stage. In indicate that product meets its behaviorally defined
objectives. (Borg & Gall, 1983:772)
Terjemahan:
Riset dan pengembangan bidang
pendidikan (R & D) adalah suatu proses yang yang digunakan untuk mengembangkan dan
mengesahkan produk bidang pendidikan. Langkah-langkah dalam proses ini pada
umumnya dikenal sebagai siklus R& D, yang terdiri dari: pengkajian terhadap
hasil-hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan validitas
komponen-komponen pada produk yang akan dikembangkan, mengembangkannya menjadi
sebuah produk, pengujian terhadap produk yang dirancang, dan peninjauan ulang
dan mengoreksi produk tersebut berdasarkan hasil uji coba. Hal itu sebagai indikasi
bahwa produk temuan dari kegiatan pengembangan yang dilakukan mempunyai
obyektivitas.
Dalam teknologi pembelajaran,
deskripsi tentang prosedur dan langkah-langkah penelitian pengembangan sudah
banyak dikembangkan. Borg & gall (1983) menyatakan bahwa prosedur
penelitian pengembangan pada dasarnya terdiri dari dua tujuan utama, yaitu: (1)
mengembangkan produk, dan (2) menguji keefektifan produk dalam mencapai tujuan.
Tujuan pertama disebut sebagai
fungsi pengemban sedangkan tujuan kedua disebut sebagai validasi.Dengan
demikkian, konsep penelitian pengembangan lebih tepat diartikan sebagai upaya
pengembangan yang sekaligus disertai dengan upaya validasinya.
Borg dan Gall (1983: 775)
mengajukan serangkaian tahap yang harus ditempuh dalam pendekatan ini, yaitu “research
and information collecting, planning, develop preliminary form of product,
preliminary field testing, main product revision, main field testing,
operational product revision, operational field testing, final product
revision, and dissemination and implementation”. Secara konseptual,
pendekatan penelitian dan pengembangan mencakup 10 langkah umum, sebagaimana
diuraikan Borg & Gall (1983:775), seperti model di bawah ini:
Gambar: Skema prosedur pengembangan
hasil adaptasi dari prosedur pengembangan
Borg & Gall (Sumber: Borg & Gall, 1983:775)
Keterangan:
1. Research and information
collecting; termasuk dalam langkah ini antara lain studi literatur yang
berkaitan dengan permasalahan yang dikaji, dan persiapan untuk merumuskan
kerangka kerja penelitian;
2. Planning; termasuk dalam langkah ini
merumuskan kecakapan dan keahlian yang berkaitan dengan permasalahan,
menentukan tujuan yang akan dicapai pada setiap tahapan, dan jika
mungkin/diperlukan melaksanakan studi kelayakan secara terbatas;
3. Develop preliminary form of product,
yaitu mengembangkan bentuk permulaan dari produk yang akan dihasilkan. Termasuk
dalam langkah ini adalah persiapan komponen pendukung, menyiapkan pedoman dan
buku petunjuk, dan melakukan evaluasi terhadap kelayakan alat-alat pendukung;
4. Preliminary field testing, yaitu
melakukan ujicoba lapangan awal dalam skala terbatas. dengan melibatkan subjek
sebanyak 6 – 12 subjek. Pada langkah ini pengumpulan dan analisis data
dapat dilakukan dengan cara wawancara, observasi atau angket;
5. Main product revision, yaitu
melakukan perbaikan terhadap produk awal yang dihasilkan berdasarkan hasil
ujicoba awal. Perbaikan ini sangat mungkin dilakukan lebih dari satu kali,
sesuai dengan hasil yang ditunjukkan dalam ujicoba terbatas, sehingga diperoleh
draft produk (model) utama yang siap diujicoba lebih luas;
6. Main
field testing, uji coba utama yang melibatkan seluruh mahasiswa.
7. Operational product revision, yaitu
melakukan perbaikan/penyempurnaan terhadap hasil uji coba lebih luas, sehingga
produk yang dikembangkan sudah merupakan desain model operasional yang siap
divalidasi;
8. Operational field testing, yaitu
langkah uji validasi terhadap model operasional yang telah dihasilkan;
9. Final product revision, yaitu
melakukan perbaikan akhir terhadap model yang dikembangkan guna menghasilkan
produk akhir (final);
10. Dissemination and implementation, yaitu
langkah menyebarluaskan produk/model yang dikembangkan
Skema tersebut dirujuk dari the
major steps in the R & D cycle Borg dan Gall. Pengadaptasiannya
diwujudkan dalam bentuk perencanaan teknis sasaran dan jenis kegiatan yang akan
dilakukan dalam tiap tahapnya. Sukmadinata (2010) menjelaskan ”Jika
kesepuluh langkah penelitian dan pengembangan diikuti dengan benar, maka akan
dapat menghasilkan suatu produk pendidikan yang dapat
dipertanggungjawabkan”. Langkah-langkah tersebut bukanlah hal baku yang
harus diikuti, langkah yang diambil bisa disesuaikan dengan kebutuhan peneliti.
2.
Model Pengembangan Menurut Kemp
Menurut Kemp (dalam, Permana,
2009:2) pengembangan perangkat merupakan suatu lingkaran yang kontinu.Tiap-tiap
langkah pengembangan berhubungan langsung dengan aktivitas revisi.Pengembangan
perangkat ini dimulai dari titik manapun sesuai di dalam siklus tersebut.
Pengembangan perangkat model Kemp
memberi kesempatan kepada para pengembang untuk dapat memulai dari komponen
manapun. Namun karena kurikulum yang berlaku secara nasional di Indonesia dan
berorientasi pada tujuan, maka seyogyanya proses pengembangan itu dimulai dari
tujuan. Secara umum model pengembangan model Kemp ditunjukkan pada gambar
berikut ini.
Model pengembangan sistem
pembelajaran ini memiliki delapan unsur rencana perancangan pembelajaran,
yaitu:
1. Identifikasi
masalah pembelajaran, tujuan dari tahapan ini adalah mengidentifikasi antara
tujuan menurut kurikulum yang berlaku dengan fakta yang terjadi di lapangan
baik yang menyangkut model, pendekatan, metode, teknik maupun strategi yang
digunakan dalam proses pembelajaran.
2. Menganalisis
karakteristik mahasiswa, analisis terhadap kemampuan awal mahasiswa yang
bertujuan menentukan jenis pembelajaran yang baik untuk digunakan.
3. Menetapkan
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan syarat dampaknya dapat dijadikan
tolak ukur perilaku mahasiswa.
4. Menentukan
isi meteri pelajaran yang dapat mendukung tiap tujuan.
5. Pengembangan
penilaian awal untuk menentukan latar belakang kemampuan awal mahasiswa dan
pemberian level pengetahuan terhadap suatu topik.
6. Memilih
aktivitas pembelajaran dan sumber pembelajaran yang menyenangkan atau
menentukan strategi belajar-mengajar, jadi mahasiswa akan mudah menyelesaikan
tujuan yang diharapkan.
7. Mengkoordinasi
dukungan pelayanan atau sarana penunjang yang meliputi personalia,
fasilitas-fasilitas, perlengkapan, dan jadwal untuk melaksanakan rencana
pembelajaran.
8. Mengevaluasi
pembelajaran mahasiswa dengan syarat mereka menyelesaikan pembelajaran serta
melihat kesalahan-kesalahan dan peninjauan kembali beberapa fase dari
perencanaan yang membutuhkan perbaikan
file yang lengk ap,,silahkan download disini..
0 komentar:
Posting Komentar