Silahkan Klik

Rabu, 07 Maret 2012

Model-Model Pembelajaran


A.   Pengertian Model Pembelajaran
Model Pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran. Dengan demikian aktivitas pembelajaran benar-benar merupakan kegiatan bertujuan yang tertata secara sistematis.
Guru merupakan perancang sekaligus pengajar yang harus kreatif dalam melaksanakan pembelajaran. Tugas utama guru adalah membelajarkan siswa, yaitu mengkondisikan siswa agar belajar aktif sehingga potensi dirinya (kognitif, afektif, dan konatif) dapat berkembang dengan maksimal. Dengan belajar aktif, melalui partisipasi dalam setiap kegiatan pembelajaran, akan terlatih dan terbentuk kompetensi yaitu kemampuan siswa untuk melakukan sesuatu yang sifatnya positif yang pada akhirnya akan membentuk life skill sebagai bekal hidup dan penghidupannya. Agar hal tersebut di atas dapat terwujud, guru seyogianya mengetahui bagaimana cara siswa belajar dan menguasai berbagai cara membelajarkan siswa. Dalam hal ini, model pembelajaran akan membahas tentang bagaimana cara membelajarkan siswa dengan berbagai variasinya sehingga terhindar dari rasa bosan dan tercipta suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan.

B.   Jenis - Jenis Model Pembelajaran
Untuk membelajarkan siswa sesuai dengan cara-gaya belajar mereka sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan optimal ada berbagai model pembelajaran. Dalam prakteknya, harus diingat bahwa tidak ada model pembelajaran yang paling tepat untuk segala situasi dan kondisi. Oleh karena itu, dalam memilih model pembelajaran yang tepat haruslah memperhatikan kondisi siswa, sifat materi bahan ajar, fasilitas-media yang tersedia, dan kondisi guru itu sendiri.
Berikut ini merupakan beberapa model pembelajaran yang sudah dikembangkan dan digunakan dalam proses pembelajaran, antara lain :

1.      Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)
a.      Pengertian
Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) merupakan model pembelajaran yang menggunakan pendekatan mengajar yang dapat membantu siswa mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh pengetahuan langkah demi langkah. Model pembelajaran langsung merupakan model pembelajaran yang lebih berpusat pada guru dan lebih mengutamakan strategi pembelajaran efektif guna memperluas informasi materi ajar.
Model pengajaran langsung berupa pengetahuan yang bersifat informasi dan prosedural yang menjurus pada keterampilan dasar akan lebih efektif jika disampaikan dengan cara pembelajaran langsung. Cara ini sering disebut dengan metode ceramah atau ekspositori (ceramah bervariasi).

b.      Alasan Penggunaan
Model pembelajaran langsung dikembangkan untuk mengefisienkan materi ajar agar sesuai dengan waktu yang diberikan dalam suatu periode tertentu. Dengan model ini cakupan materi ajar yang disampaikan lebih luas dibandingkan dengan model-model pembelajaran yang lain.

c.       Tujuan
Model pembelajaran ini bertujuan untuk membantu siswa mempelajari keterampilan dasar dan pengetahuan yang dapat diajarkan langkah demi langkah. Selain itu, juga bertujuan untuk menciptakan suasana pembelajaran yang lebih terstruktur karena pengajaran langsung mengutamakan pendekatan deklaratif dengan titik berat pada proses belajar konsep dan keterampilan motorik.

d.      Manfaat
Manfaat yang akan diperoleh dengan menerapkan model pembelajaran langsung ini adalah
Ø  Bagi guru :
-          Model ini akan membantu dalam penyampaian materi yang luas, sehingga tidak memakan waktu yang lama.
-          Guru dapat memfokuskan pembelajaran pada apa yang harus dicapai siswa.
-          Memudahkan guru untuk menerapkannya secara efektif dalam kelas besar maupun kecil.
Ø  Bagi Siswa :
-          Secara tidak langsung, siswa juga akan belajar mendengar (saat ceramah) dan mengamati (saat demontrasi).
-          Akan lebih mudah memahami materi jika penyampaian gurunya bagus.
-            
e.       Langkah-langkah Penggunaan
Model pembelajaran langsung memiliki lima fase dalam pelaksanaannya, fase tersebut antara lain :
Ø  Fase 1: Fase Orientasi.
Pada fase ini guru memberikan kerangka pelajaran dan orientasi terhadap materi pelajaran yang meliputi:
1.      Kegiatan pendahuluan untuk mengetahui pengetahuan yang relevan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa
2.      Mendiskusikan atau menginformasikan tujuan pembelajaran
3.      Memberi penjelasan atau arahan mengenai kegiatan yang akan dilakukan
4.      Menginformasikan materi atau konsep yang akan digunakan dan kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran
5.      Menginformasikan kerangka pelajaran
6.      Memotivasi siswa
Ø  Fase 2: Fase Presentasi/Demonstrasi.
Pada fase ini guru menyajikan materi pelajaran baik berupa konsep atau keterampilan yang meliputi:
1.      Penyajian materi
2.      Pemberian contoh konsep
3.      Pemodelan/peragaan keterampilan
4.      Menjelaskan ulang hal yang dianggap sulit atau kurang dimengerti oleh siswa
Ø  Fase 3: Fase Latihan Terstruktur
Dalam fase ini, guru merencanakan dan memberikan bimbingan kepada siswa untuk melakukan latihan-latihan awal. Guru memberikan penguatan terhadap respon siswa yang benar dan mengoreksi yang salah
Ø  Fase 4: Fase Latihan Terbimbing
Pada fase ini, siswa diberi kesempatan untuk berlatih konsep dan keterampilan, serta menerapkan pengetahuan atau keterampilan tersebut ke situasi kehidupan nyata. Latihan terbimbing ini dapat digunakan guru untuk mengakses kemampuan siswa dalam melakukan tugas, mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik atau tidak, serta memberikan umpan balik. Guru memonitor dan memberikan bimbingan jika perlu.
Ø  Fase 5: Fase Latihan Mandiri Siswa
melakukan kegiatan latihan secara mandiri, dan guru memberikan umpan balik bagi keberhasilan siswa.

2.      Model Pembelajaran Debat (Debate)
a.      Pengertian
Model pembelajaran debate adalah model pembelajaran yang menekankan kepada siswa untuk dapat mengutarakan dan mempertahankan pendapatnya terhadap suatu permasalahan, yang tentunya dibimbing oleh guru. Dimana model ini merupakan salah satu model pembelajaran yang sangat penting untuk meningkatkan kemampuan akademik siswa.
Materi ajar dipilih dan disusun menjadi paket pro dan kontra. Siswa dibagi ke dalam dua kelompok yang duduknya berhadapan, satu kelompok  mengambil posisi pro dan satu kelompok  lainnya dalam posisi kontra. Selanjutnya antara kelompok pro dan kontra saling melakukan perdebatan tentang topik yang ditugaskan / diberikan. Laporan masing-masing kelompok yang menyangkut kedua posisi pro dan kontra diutarakan sesuai pendapat masing-masing kelompok dengan dibimbing oleh guru yang akhirnya dapat ditarik suatu kesimpulan. kemudian guru dapat mengevaluasi setiap siswa tentang penguasaan materi yang meliputi kedua posisi tersebut dan mengevaluasi seberapa efektif siswa terlibat dalam prosedur debat.
Pada dasarnya, model pembelajaran debat ini merupakan  pembelajaran kooperatif, dimana harus melibatkan materi ajar yang memungkinkan siswa saling membantu dan mendukung ketika mereka belajar materi dan bekerja saling tergantung (interdependen) untuk menyelesaikan tugas. Ketrampilan sosial yang dibutuhkan dalam usaha berkolaborasi harus dipandang penting dalam keberhasilan menyelesaikan tugas kelompok. Ketrampilan ini dapat diajarkan kepada siswa dan peran siswa dapat ditentukan untuk memfasilitasi proses kelompok. Peran tersebut mungkin bermacam-macam menurut tugas, misalnya, peran pencatat (recorder), pembuat kesimpulan (summarizer), pengatur materi (material manager), atau fasilitator dan peran guru bisa sebagai pemonitor proses belajar.  


b.      Alasan Penggunaan
Model pembelajaran Debat cocok digunakan pada kondisi/situasi kelas yang siswanya lebih pasif, kurang percaya diri dan jarang mengutarakan pendapatnya.

c.       Tujuan
Model pembelajaran ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman materi dan keaktifan siswa dikelas. Serta bertujuan untuk memberiakan kesempatan pada siswa untuk dapat mengutarakanpendapatnya sendiri menengenai topikyang sedang dibahas.

d.      Manfaat
Manfaat yang akan diperoleh dengan menerapkan model pembelajaran ini adalah sebagai berikut :
Ø  Bagi guru :
-          Memudahkan guru dalam melakukan penilaian terhadap keaktifan dan pemahaman siswa
Ø  Bagi Siswa :
-          Siswa akan aktif dalam pembelajaran.
-          Siswa akan belajar berkomunikasi baik.
-          Siswa akan belajar untuk mengungkapkan pendapatnya.
-          Siswa akan belajar menghargai pendapat orang lain, yang dalam hal ini temannya.

e.       Langkah-langkah Penggunaan
Adapun langkah-langkah model pembelajaran debate adalah sebagai berikut  :
1.      Guru membagi siswa menjadi 2 kelompok peserta debat, yang satu pro dan yang lainnya kontra dengan duduk berhadapan antar kelompok.
2.      Guru memberikan tugas untuk membaca materi yang akan diperdebatkan oleh kedua kelompok diatas.
3.      Setelah selesai membaca materi, Guru menunjuk salah satu anggota kelompok pro untuk berbicara saat itu, kemudian setelah selesai ditanggapi oleh kelompok kontra. Demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa bisa mengemukakan pendapatnya.
4.      Inti/ide-ide dari setiap pendapat atau pembicaraan di tulis di papan pendapat sampai mendapatkan sejumlah ide yang diharapkan.
5.      Guru menambahkan konsep/ide yang belum terungkapkan.
6.      Dari data-data yang diungkapkan tersebut, guru mengajak siswa membuat kesimpulan/rangkuman yang mengacu pada topik yang ingin dicapai.

3.      Model Pembelajaran Artikulasi
a.      Pengertian
Model pembelajaran artikulasi merupakan model pembelajaran yang menuntut siswa aktif dalam pembelajaran dimana siswa dibentuk menjadi kelompok kecil yang masing-masing siswa dalam kelompok tersebut mempunyai tugas mewawancarai teman kelompoknya tentang materi yang baru dibahas. Konsep pemahaman sangat diperlukan dalam model pembelajaran ini.
Model pembelajaran Artikulasi merupakan model yang prosesnya seperti pesan berantai, artinya apa yang telah diberikan Guru, seorang siswa wajib meneruskan menjelaskannya pada siswa lain (pasangan kelompoknya). Di sinilah keunikan model pembelajaran ini. Siswa dituntut untuk bisa berperan sebagai ‘penerima pesan’ sekaligus berperan sebagai ‘penyampai pesan.’

b.      Alasan Penggunaan
Model Pembelajaran Artikulasi ini baik digunakan pada kondisi kelas yang siswanya kurang fokus dan kurang memahami materi pelajaran yang diberikan dalam setiap proses pembelajaran.

c.       Tujuan
Model Pembelajaran Artikulasi ini bertujuan untuk meningkatkan fokus, daya serap dan pemahan siswa akan materi yang diajarkan guru.

d.      Manfaat
Manfaat yang akan diperoleh dengan menerapkan model pembelajaran Artikulasi adalah :
Ø  Bagi guru :
-          Memudahkan guru untuk mengetahuai pemahaman siswa terhadap materi yang telah diberikan sebelumnya.
Ø  Bagi Siswa :
-          Siswa akan terlatih kesiapannya dalam proses pembelajaran
-          Siswa akan terlatih menggunakan daya serap pemahaman akan penjelasan temannya.
-          Siswa akan serius dalam proses pembelajaran untuk memahami materi

e.       Langkah-langkah Penggunaan
1.      Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
2.      Guru menyajikan materi sebagaimana biasa.
3.      Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang.
4.      Menugaskan salah satu siswa dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya.
5.      Menugaskan siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman pasangannya sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya.
6.      Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami siswa.
7.      Kesimpulan/penutup.

0 komentar:

Posting Komentar