Untuk selengkapanya lihat saja langsung,,
Pengertian
Teknik Evaluasi Non Tes
Teknik evaluasi nontes berarti
melaksanakan penilain dengan tidak mengunakan tes. Teknik penilaian ini umumnya
untuk menilai kepribadian anak secara menyeluruh meliputi sikap, tingkah laku,
sifat, sikap sosial, ucapan, riwayat hidup dan lain-lain. Yang berhubungan
dengan kegiatan belajar dalam pendidikan, baik secara individu maupun secara
kelompok.
Alat penilaian non – test
biasanya menyertai atau inheren dalam pelaksanaan proses belajar mengajar
sangat banyak macamnya. Di antaranya bisa disebutkan adalah observasi (baik
dengan cara langsung, tak langsung, maupun partisipasi), wawancara (terstruktur
atau bebas), angket (tertutup atau terbuka), sosiometri, checklist, concept map, portfolio, student journal, pertanyaan-pertanyaan, dan sebagainya.
Keberhasilan siswa dalam proses belajar-mengajar tidak dapat diukur dengan alat
tes. Sebab masih banyak aspek – aspek kemampuan siswa yang sulit diukur secara
kuantitatif dan mencakup objektifitas misalnya aspek efektif psikomotor.
Jenis-jenis
Teknik Penilaian Nontes
- Observasi
Observasi merupakan
suatu pengamatan langsung terhadap siswa dengan memperhatikan tingkah lakuya.
Secara umum observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan (data) yang
dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis
terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan.
Observasi dapat
dilakukan pada berbagi tempat misalnya kelas pada waktu pelajaran, dihalaman
sekolah pada waktu bermain, dilapangan pada waktu murid olah raga, upacara dan
lain-lain.
a. Cara
dan Tujuan Observasi
Menurut cara dan
tujuannya observasi dapat dibedakan menjadi 3 macam:
1) Observasi
partisipatif dan nonpartisipatif
Observasi partisipatif
adalah observasi dimana orang yang mengobservasi (observer) ikut ambil bagian
alam kegiatan yang dilakukan oleh objek yang diamatinya. Sedangkan observasi
nonpartisipatif, observasi tidak mengambil bagian dalam kegiatan yang dilakukan
oleh objeknya. Atau evaluator berada “diluar garis” seolah-olah sebagai penonton
belaka. Contoh observasi partisipatif : Misalnya guru mengamati setiap anak.
Kalau observasi nonpartisipatif, guru hanya sebagai pengamat, dan tidak ikut
bermain.
2)
Observasi sistematis dan observasi
nonsitematis
Observasi sistematis
adalah observasi yang sebelum dilakukan, observer sudah mengatur sruktur yang
berisi kategori atau kriteria, masalah yang akan diamati
Sedangkan observasi
nonsistematis yaitu apabila dalam pengamatan tidak terdapat stuktur ketegori
yang akan diamati.
Contoh observasi
sistematis misalnya guru yang sedang mngamati anak-anak menanam bunga. Disini
sebelum guru melaksanakan observasi sudah membuat kategori-kategori yang akan
diamati, misalnya tentang: kerajinan, kesiapan, kedisiplinan, ketangkasan,
kerjasama dan kebersihan. Kemudian ketegori-kategori itu dicocokkan dengan
tingkah laku murid dalam menanam bunga.
Kalau observasi
nonsistematis maka guru tidak membuat kategori-kategori diatas, tetapi langsung
mengamati anak yang sedang menanam bunga.
3) Observasi
Eksperimental
Observasi eksperimental
adalah observasi yang dilakukan secara nonpartisipatif tetapi sistematis.
Tujuannya untuk mengetahui atau melihat perubahan, gejala-gejala sebagai akibat
dari situasi yang sengaja diadakan.
Sebagai alat evaluasi ,
observasi digunakan untuk:
a.
Menilai minat, sikap dan nilai yang
terkandung dalam diri siswa.
b.
Melihat proses kegiatan yang dilakukan
oleh siswa maupun kelompok.
c.
Suatu tes essay / obyektif tidak dapat
menunjukan seberapa kemampuan siswa dapat menjelaskan pendapatnya secara lisan,
dalam bekerja kelompok dan juga kemampuan siswa dalam mengumpulkan data
b. Sifat
Observasi
Observasi yang baik dan
tepat harus memilki sifat-sifat tertentu yaitu:
a.
Hanya dilakukan sesuai dengan tujuan
pengajaran
b.
Direncanakan secara sistematis
c.
Hasilnya dicatat dan diolah sesuai
dengan tujuan
d.
Dapat diperika validitas, rehabilitas
dan ketelitiaanya.
c. Kebaikan
dan Kelemahan Observasi
Observasi sebagai alat
penilain nontes, mempunyai beberapa kebaikan, antara lain:
a.
Observasi dapat memperoleh data sebagai
aspek tingkah laku anak.
b.
Dalam observasi memungkinkan pencatatan
yang serempak dengan terjadinya suatu gejala atau kejadian yang penting
c.
Observasi dapat dilakukan untuk
melengkapi dan mencek data yang diperoleh dari teknik lain, misalnya wawancara
atau angket
d.
Observer tidak perlu mengunakan bahasa
untuk berkomunikasi dengan objek yang diamati, kalaupun menggunakan, maka hanya
sebentar dan tidak langsung memegang peran. Selain keuntungan diatas, observer
juga mempunyai beberapa kelemahan.
Kelemahan
observasi:
a. Observer
tiidak dapat mengungkapkan kehidupan pribadi seseorag yang sangat dirahasiakan.
Apabila seseorang yang diamati sengaja merahasiakan kehidupannya maka tidak
dapat diketahui dengan observasi. Misalnya mengamati anak yang menyayi, dia
kelihatan gembira, lincah . Tetapi belum tentu hatinya gembira, dan bahagia.
Mungkin sebaliknya, dia sedih dan duka tetapi dirahasiakan.
b. Apabila
si objek yang diobservasikan mengetahui kalau sedang diobservasi maka tidak
mustahil tingkah lakunya dibuat-buat, agar observer merasa senang.
c. Observer
banyak tergantung kepada faktor-faktor yang tidak dapat dapat dikontrol
sebelumya.
d. Langkah – langkah menyusun observasi
·
Merumuskan tujuan
·
Merumuskan kegiatan
·
Menyusun langkah-langkah
·
Menyusun kisi-kisi
·
Menyusun panduan observasi
·
Menyusun alat penilaian
e. Alat
Pencatat Observasi
Agar hasil observasi
dapat dikumpulkan dengan baik maka sebelumnya guru harus menyiapkan alat untuk
observasi yaitu:
1.
Catatan Anekdot (Anecdotal Record)
Yaitu catatan khusus mengenai hasil
pengamatan tentang tingkah laku anak yang dianggap penting (istimewa). Catatan
anekdot ini ada dua macam yaitu anekdot insidental, digunakan untuk mencatat
peristiwa yang terjadi sewaktu-waktu, tidak terus-menerus. Sedangkan catatan
anekdot periodik digunakan untuk mencatat peristiwa tertentu yang terjadi
secara insedental dalam suatu periode tertentu. Catatan anekdot mempunyai
kegunaan dalam melaksanakan observasi trerhadap tingkah laku anak. Kegunaanya
untuk memperoleh pemahaman yang lebih tepat tentang murid sebagai individu yang
kompleks, memperoleh pemahaman tentang sebab-sebab dari suatu problema yang
dihadapinya, dan dapat dijadikan dasar utuk pemecahan masalah anak dalam
belajar.
2.
Daftar cek (Check Lish)
Daftar cek adalah sebuah catatan tertulis
yang berisi kemungkinan jawaban yang dipilih, dengan tinggal membubuhkan sebuah
tanda pada kemungkinan jawaban yang benar. Dalam bentuk daftar cek, semua
tingkah laku, sikap yang diobservasi dijabarkan dalam suatu daftar.
3.
Skala Penilaian (Rating Scale)
Dalam skala penilaian,
tingkah laku, sikap yang diobservasikan dijabarkan dalam bentuk skala.
- Wawancara
(Interview)
Wawancara adalah suatu Teknik
penilain yang dilakukan dengan jalan percakapan (dialog) baik secara langsung
(face to pace relition) secara langsung apabila wawancara itu dilakukan kepada
orang lain misalnya kepada orang tuannya atau kepada temanya. Keberhasilan
wawancara sebagai alat penilaian sangat dipengaruhi oleh beberapa hal :
a. Hubungan
baik pewawancara dengan anak yang diwawancarai. Dalam hal ini hendaknya
pewawancara dapat menyesuikan diri dengan orang yang diwawancarai
b. Keterampilan
pewawancara
Keterampilan pewawancara sangat besar
pengaruhnya terhadap hasil wawancara yang dilakukan, karena guru perlu melatih
diri agar meiliki keterampilan dalam melaksanakan wawancara.
c. Pedoman
wawancara
Keberhasilan wawancara juga sangat
dipengaruhi oleh pedoman yang dibuat oleh guru sebelum guru melaksanakan
wawancara harus membuat pedoman-pedoman secara terperinci, tentang pertanyaan
yang akan diajukan.
Langkah – langkah penyusunan
wawancara yaitu antara lain:
·
Perumusan
tujuan
·
Perumusan
kegiatan atau aspek-aspek yang dinilai
·
Penyusunan
kisi-kisi
·
Penyusunan
pedoman wawancara
·
Lembaran
penilaian
Keuntungan
dan kelemahan wawancara
Keuntungan wawancara
yaitu :
1) Wawancara
dapat memberikan keterangan keadan pribadi hal ini tergantung pada hubungan
baik antara pewawancara dengan objek
2) Wawancara
dapat dilaksanakan untuk setiap umur dan mudah dalam pelaksaannya
3) Wawancara
dapat dilaksanakan serempak dengan observasi
4) Data
tentang keadaan individu lebih banyak diperoleh dan lebih tepat dibandingkan
dengan observasi dan angket.
5) Wawancara
dapat menimbulkan hubungan yang baik antara si pewawancara dengan objek.
Sedangkan Kelemahan
wawancara sebagai alat penilai :
a. Keberhasilan
wawancara dapat dipengaruhi oleh kesediaan, kemampuan individu yang
diwawancarai
b. Kelancaran
wawancara dapat dipengaruhi oleh keadaan sekitar pelaksaan wawancara
c. Wawancara
menuntut penguasaan bahasa yang baik dan sempurna dari pewawancara
d. Adanya
pengaruh subjektif dari pewawancara dapat mempengaruhi hasil wawancara
Ada dua jenis wawancara
yang dapat pergunakan sebagai alat evaluasi, yaitu:
·
Wawancara terpimpin (Guided Interview)
yang juga sering dikenal dengan istilah wawancara berstruktur (Structured
Interview) atau wawancara sistematis (Systematic Interview).
·
Wawancara tidak terpimpin (Un-Guided
Interview) yang sering dikenal dengan istilah wawancata sederhana (Simple
Interview) atau wawancara tidak sistematis (Non-Systematic Interview), atau
wawancara bebas.
Hal-hal yang perlu
diperhatikan didalam guru sebagai pewawancara yaitu:
a. Guru
yang akan mengadakan wawancara harus mempunyai back ground tentang apa yang
akan ditanyakan
b. Guru
harus menjalankan wawancara dengan baik tentang maksud wawancara tersebut
c. Harus
menjaga hubungan yang baik
d. Guru
harus mempunyai sifat yang dapat dipercaya
e. Pertanyaan
hendaknya dilakukan dengan hati-hati, teliti dan kalimatnya jelas
f. Hindarkan
hal-hal yang dapat mengganggu jalannya wawancara
g. Guru
harus mengunakan bahasa sesuai kemampuan siswa yang menjadi sumber data
h. Hindari
kevakuman pembicaraan yang terlalu lama
i.
Guru harus mengobrol dalam wawancara
j.
Batasi waktu wawancara
k. Hindari
penonjolan aku dari guru
- Angket
(Questionave)
Pada dasarnya angket
adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur
(responden)
Pada umumnya tujuan
penggunaan anngket atau kuesioner dalam proses pembelajaran terutama adalah
untuk memperoleh data mengenai latar belakang peserta didik sebagai salah satu
bahan dalam menganalisis tingkah laku dan proses belajar mereka.
Angket sebagai alat
penilaian nontes dapat dilaksanakan secara langsung maupun secara tidak
langsung. Dilaksanakan secara langsung apabila angket itu diberikan kepada anak
yang dinilai atau dimintai keterangan sedangkan dilaksanakan secara tidak
langsung apabila nagket itu diberikan kepada orang untuk dimintai keterangan
tentang keadaan orang lain. Misalnya diberikan kepada orangtuanya, atau
diberikan kepada temannya.
Ditinjau dari
strukturnya, angket dapat dibagi menadi 2 macam, yaitu angket berstuktur dan
angket tidak berstuktur. Angket berstuktur adalah angket yang bersifat tegas,
jelas, dengan model pertanyan yang terbatas, singkat dan membutuhkan jawaban
tegas dan terbatas pula. Sedangkan angket tidak berstruktur adalah angket yang
membutuhkan jawaban uraian panjang, dari anak, dan bebas. Yang biasanya anak
dituntut untuk memberi penjelasan-penjelasan, alasan-alasan terbuka.
Angket sebagai alat
penilaian terhadap sikap tingkah laku, bakat, kemampuan, minat anak, mempunyai
beberapa kelebihan dan kelemahan. Kelebihan angket antara lain:
a)
Dengan angket kita dapat memperoleh data
dari sejumlah anak yang banyak yang hanya membutuhkan waktu yang sigkat.
b)
Setiap anak dapat memperoleh sejumlah
pertanyaan yang sama
c)
Dengan angket anak pengaruh subjektif
dari guru dapat dihindarkan
Sedangkan kelemahan
angket, antara lain:
a)
Pertanyaan yang diberikan melalui angket
adalah terbatas, sehingga apabila ada hal-hal yang kurang jelas maka sulit
untuk diterangkan kembali
b)
Kadang-kadang pertanyaan yang diberikan
tidak dijawab oleh semua anak, atau mungkin dijawab tetapi tidak sesuai dengan
kenyataan yang sebenarnya. Karena anak merasa bebas menjawab dan tidak diawasi
secara mendetail.
c)
Ada kemungkinan angket yang diberikan
tidak dapat dikumpulkan semua, sebab banyak anak yang merasa kurang perlu hasil
dari angket yang diterima, sehingga tidak memberikan kembali angketnya.
Langkah-langkah menyusun angket :
·
Merumuskan tujuan
·
Merumuskan kegiatan
·
Menyusun langkah-langkah
·
Menyusun kisi-kisi
·
Menyusun panduan angket
·
Menyusun alat penilaian
- Pemeriksaan
Dokumen (Ducumentary Analisis)
Evaluasi mengenai
kemajuan, perkembangan atau keberhasilan belajar peserta didik tanpa menguji (Teknik
nontes) juga dapat dilengkapi atau diperkaya dengan cara melakukan pemerikasaan
terhadap dokumen-dokumen; misalnya dokumen yang memuat infomasi mengenai
riwayat hidup (auto biography).
Riwayat hidup adalah gambaran tentang
keadaan seseorang selama dalam masa kehidupannya. Dengan mempelajari riwayat
hidup, maka subjek evaluasi akan dapat menarik suatu kesimpulan tentang
kepribadian kebiasaan atau sikap dari obyek yang dinilai.
Berbagai informasi, baik mengenai peserta
didik, orangtua dan lingkungannya itu bukan tidak mungkin pada saat-saat
tertentu sangat diperlukan sebagai bahan pelengkap bagi pendidik dalam
melakukan evaluasi hasil belajar terhadap peserta didik.
- Sosiometri
Sosiometri adalah suatu penilaian untuk menentukan pola pertalian dan
kedudukan seseorang dalam suatu kelompok. Sehnggga sosiometri merupakan alat
yag tepat untuk menilai hubungan sosial dan tingkah laku sosial dari
murid-murid dalam suatu kelas, yang meliputi stuktur hubungan individu, susunan
antar individu dan arah ubungan sosial. Sehingga dengan demikian seorang guru
dapat mengetahui bagaimana keadaan hubungan social dari tiap-tiap anak dalam
suatu kelompok atau kelas.
Langkah yang ditempuh guru dalam sosiometri ada 3 yaitu:
a. Langkah
pemilihan teman
Disini guru menyuruh semua murid untuk
memilih teman-temannya yang disenangi secara berurutan sebanyak satu atau dua
anak. Dalam memilih anak perlu disebutkan alasan mengapa harus memilih teman
itu.
b. Langkah
Pembuatan Gambar (Sosiogram)
Dari data yang telah kita buat dalam
metrik sosiometri, dapat pula kita buat sebuah peta atau sosiogram. Dalam
pembuatan sosiogram usahakan anak yang paling banyak dipilih diletakan
ditengah-tengah, agar dapat mudah diketahui siapa yang paling banyak dipilih.
c. Dengan
melihat hasil sosiometri kita dapat mengetahui bagaimana kedudukan dan relasi
sosial dari masing-masing anak dalam kelompok. Sehingga hasil dari sosiogram
ini dapat dibuat pertimbangan untuk menilai sikap sosial anak dan
kepribadiannya dalam kelompok.
Sosiometri sebagai alat penilaian nontes
sangat berguna bagi guru dalam beberapa hal, antara lain:
a. Untuk
pembentukan kelompok dalam menentukan kelompok kerja (pembagian tugas)
b. Untuk
pengarahan dinamika kelompok
c. Untuk
memperbaiki hubungan individu dalam kelompok dan memberi bimbingan kepada
setiap anak.
0 komentar:
Posting Komentar